IPB University bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDT) berhasil melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), tepatnya di Pulau Kabetan, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah.
Kegiatan ini dilakukan dengan mensosialisasikan penggunaan alat bantu penangkapan ikan, yaitu rumpon portabel, jaring insang (gill net), serta pemanfaatan panel surya. Tim pelaksana terdiri atas Dr. Sri Raharno sebagai ketua tim, serta anggota Dr. Indria Herman yang berkolaborasi dengan Dr. Roza Yusfiandayani, dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University.
“Kegiatan ini didukung oleh Kementerian PDT dan secara khusus ditujukan untuk wilayah 3T, yang permohonannya diajukan oleh Ketua Desa Kabetan melalui aplikasi Desanesha,” jelas Dr. Sri Raharno, dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) ITB.
Ketua Desa Kabetan, M. Ruslan, menjelaskan bahwa Desa Kabetan terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Sope, Dusun Butun, dan Dusun Bumbung, dengan total 415 kepala keluarga.
Ia memaparkan, Dusun Sope memiliki 230 keluarga dengan fasilitas pendidikan berupa PAUD dan sekolah dasar, namun listrik dan air masih sangat terbatas. Sebagian besar mata pencaharian penduduk, yakni 80 persen, adalah nelayan, sementara 20 persen lainnya bertani kelapa, kakao, dan pisang.
Sementara itu, di Dusun Butun terdapat 125 keluarga dengan sumber air melimpah, tetapi listrik masih terbatas. Sebanyak 50 persen penduduk bekerja sebagai nelayan, sedangkan 50 persen lainnya bertani bawang merah, cabai, dan pisang.
“Sedangkan di Dusun Bumbung, tidak ada air dan listrik sama sekali. Di sana terdapat 60 keluarga, dengan mata pencaharian penduduk yang terbagi rata, yaitu 50 persen sebagai nelayan dan 50 persen lainnya sebagai buruh, seperti pekerja bangunan di kota,” tambahnya.
Dalam program ini, Desa Kabetan menerima bantuan berupa 45 unit jaring insang, 6 unit rumpon portabel, serta 8 unit panel surya untuk penerangan jalan. “Kami memberikan bantuan ini agar nelayan di Pulau Kabetan dapat meningkatkan produktivitas penangkapan ikan,” ujar Dr. Sri Raharno.
Ketua desa dan para nelayan yang menerima bantuan mengaku sangat senang dan merasakan manfaatnya. Ruslan mengatakan, “Semoga program ini dapat berlanjut tahun depan. Rumpon portabel bisa diterapkan bersama jaring insang di perairan Pulau Kabetan, Tolitoli.”
Dr. Roza Yusfiandayani, dosen IPB University dari Departemen Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan (PSP), juga berharap sinergi kerja sama antara akademisi dan kementerian ini dapat memberikan manfaat bagi para nelayan dan kelompok usaha bersama di wilayah tersebut.
Berita Terkait: