ITB Mendorong Transformasi Riset Nasional melalui RKI dan PMKI 2025 yang diselenggarakan di UTCC, Tangerang Selatan

Universitas Terbuka Menjadi Tuan Rumah Pertemuan Riset Kolaborasi Indonesia 2025

Pada Kamis, 12 Februari 2025, Institut Teknologi Bandung (ITB) memainkan peran penting dalam pertemuan besar bagi 24 Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) sebagai bagian dari Program Riset Kolaborasi Indonesia (RKI) dan Program Pengabdian Masyarakat Kolaborasi Indonesia (PMKI). Acara ini berlangsung di Universitas Terbuka Convention Center (UTCC), Tangerang Selatan, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Ketua Asosiasi LPPM PTNBH, Dr. Yuli Setyo Indartono, serta para pimpinan lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat PTNBH. "Kami percaya bahwa kolaborasi ini akan terus berkelanjutan dan semakin memperkuat posisi akademik Indonesia di tingkat global," ujar Dr. Yuli Setyo Indartono.

Rektor UT, Dr. Mohamad Yunus, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kolaborasi antar akademisi dalam riset dan pengabdian kepada masyarakat guna menghasilkan inovasi dan teknologi baru yang mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045. “Kami percaya bahwa kerja sama ini akan terus berlangsung secara berkesinambungan dan semakin memperkuat posisi akademisi Indonesia di tingkat global,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala LPPM UT, Prof. Dr. Dewi Artati Padmo Putri, menekankan pentingnya kerja sama penelitian lintas disiplin. “Dengan semakin cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, penelitian kolaboratif akan meningkatkan kualitas riset dan publikasi ilmiah dalam jurnal bereputasi internasional,” kata Prof. Dewi.

Perluasan Program RKI dan PMKI untuk Meningkatkan Kualitas Riset

Pada hari berikutnya, 13 Februari 2025, Asosiasi LPPM PTNBH secara resmi meluncurkan perluasan Program RKI dan PMKI. Ketua Asosiasi LPPM PTNBH, Dr. Yuli Setyo Indartono, mengungkapkan bahwa inisiatif ini tidak hanya terbatas bagi PTNBH, tetapi juga membuka peluang bagi perguruan tinggi swasta (PTS) dan lembaga penelitian luar negeri untuk turut serta. “Kolaborasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan jumlah publikasi di jurnal internasional bereputasi serta meningkatkan peringkat akademik perguruan tinggi di tingkat global,” jelas Dr. Yuli.

Dr. Yuli juga menguraikan bahwa sejak pertama kali digagas pada tahun 2018, Program RKI telah berhasil meningkatkan jumlah riset berkualitas tinggi dengan skema pendanaan kolektif. “Saat itu, kami mengumpulkan dana masing-masing Rp100 juta untuk satu penelitian yang menghasilkan jurnal internasional terindeks Scopus. Dengan model ini, satu riset bisa memberikan manfaat bagi tiga peneliti sekaligus, konsepnya seperti ‘buy one, get three’,” ujarnya.

Selain itu, Dr. Yuli menekankan pentingnya dukungan pemerintah terhadap riset. “China bisa melesat dalam teknologi karena dukungan kuat pemerintahnya terhadap riset. Proses riset tidak bisa instan; perlu waktu dan pendanaan yang berkelanjutan,” tambahnya.

Mewujudkan Riset dan Pengabdian Masyarakat Berkualitas Global

Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat, UT bersama 24 PTNBH berkomitmen untuk menjalankan Program RKI 2025. Melalui rapat koordinasi yang digelar di Kantor Pusat UT, agenda ini membahas langkah-langkah strategis untuk meningkatkan implementasi riset kolaboratif yang lebih luas dan lebih berdampak.

Dr. Yuli Setyo Indartono menjelaskan bahwa dalam skema terbaru, terdapat tiga model kolaborasi:

1. Skema A: Kolaborasi antar 24 PTNBH.
2. Skema B: Kolaborasi antara PTNBH dan mitra Non-PTNBH.
3. Skema C: Kolaborasi dengan institusi riset atau perguruan tinggi luar negeri.

Selain riset, program PMKI juga dirancang untuk memberdayakan masyarakat melalui penerapan inovasi berbasis sains dan teknologi. “Misalnya, ITB yang unggul dalam bidang teknik dapat bekerja sama dengan UNNES dalam pendidikan dan UT dalam jaringan distribusi teknologi ke daerah-daerah,” ujar Dr. Yuli.

Wakil Ketua Asosiasi LPPM PTNBH, Prof. Dr. Benny Riyanto, menambahkan bahwa kolaborasi ini menjadi solusi untuk meningkatkan publikasi akademik Indonesia di jurnal bereputasi tinggi. “Dengan sinergi yang baik, kita dapat mempercepat peningkatan kualitas riset nasional,” kata Prof. Benny.

UT Memimpin Transformasi Riset dan Pengabdian Masyarakat

Sebagai PTNBH ke-21, UT terus berupaya meningkatkan kontribusinya dalam riset dan pengabdian masyarakat. Pada awal keikutsertaannya dalam Program RKI, hanya tiga dosen UT yang terlibat. Namun, jumlah ini meningkat menjadi 11 dalam tahun berikutnya. “Kolaborasi ini membantu UT meningkatkan kepercayaan diri dalam publikasi jurnal Q1 dan Q2,” ujar Prof. Dewi.

Tahun ini, UT juga aktif dalam PMKI dengan memanfaatkan jaringan luasnya di seluruh Indonesia untuk menjangkau daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Dengan pendekatan multi-disiplin, riset yang dilakukan tidak hanya berorientasi akademik tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat.

Dengan diselenggarakannya pertemuan ini, UT tidak hanya memperkokoh posisinya sebagai pusat pembelajaran jarak jauh tetapi juga sebagai institusi yang aktif dalam transformasi riset dan inovasi di Indonesia. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat daya saing akademik nasional sekaligus berkontribusi pada pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Kepemimpinan ITB dalam Transformasi Riset dan Pengabdian Masyarakat

Sebagai salah satu universitas paling prestisius di Indonesia, ITB terus meningkatkan kontribusinya dalam riset dan pengabdian masyarakat. Dalam Program RKI, ITB telah menjadi pelopor dalam inisiatif riset multi-disiplin, secara signifikan meningkatkan publikasi berkualitas tinggi. "Kolaborasi ini telah membantu memperkuat posisi ITB dalam peringkat riset global dan meningkatkan kontribusi kami dalam jurnal Q1 dan Q2," ujar Dr. Yuli.

Lebih lanjut, ITB secara aktif mendukung PMKI dengan memanfaatkan keahliannya dalam bidang teknik dan teknologi untuk mengatasi berbagai permasalahan sosial. Tahun ini, ITB telah memperluas upayanya dalam proyek pengembangan masyarakat di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Dengan pendekatan multi-disiplin, universitas memastikan bahwa riset yang dilakukan tidak hanya bersifat akademik tetapi juga memberikan solusi nyata bagi masyarakat.

Dengan memimpin inisiatif ini, ITB menegaskan perannya sebagai pusat keunggulan riset nasional, mendorong daya saing akademik Indonesia ke depan. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem riset nasional serta berkontribusi secara signifikan terhadap pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Berita Terkait:

1. Universitas Terbuka Tuan Rumah Pertemuan Kegiatan Riset Kolaborasi Indonesia 24 PTN-BH

2. Tingkatkan Kualitas Hasil Riset, Asosiasi LPPM PTNBH Perluas Program RKI dan PMKI

3. Kolaborasi UT dan PTN-BH se-Indonesia Wujudkan Riset dan Pengabdian Masyarakat Berkualitas Global

4. UT Pimpin Kolaborasi Dahsyat: 24 PTNBH Bersatu untuk Riset dan Inovasi PKM 2025

346

views