Kolaborasi  ITB dan Rumah Amal Salman: Inovasi Teknologi untuk Korban Bencana Sukabumi

Bencana Banjir dan Longsor Melanda Sukabumi    

Pada Rabu, 4 Desember 2024, bencana hidrometeorologi berupa banjir, tanah longsor, dan pergerakan tanah menerjang berbagai wilayah di Kabupaten Sukabumi. Hujan deras yang merata selama dua hari berturut-turut memicu kerusakan di sejumlah ruas jalan nasional dan provinsi, termasuk ruas Jalan Baros-Sagaranten dan jalur Sabuk Geopark Ciletuh. Jembatan di daerah Cisanti, Simpenan, juga mengalami kerusakan parah.  

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Deden Sumpena, menjelaskan bahwa Kecamatan Pabuaran dan Sagaranten menjadi wilayah terdampak paling parah. Di Kecamatan Simpenan, seorang warga kehilangan nyawa akibat material longsor yang menimpa rumahnya. Sementara itu, upaya pencarian korban longsor di Kecamatan Gegerbitung masih terus dilakukan. Deden mengimbau masyarakat di wilayah rawan untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat prediksi BMKG bahwa curah hujan tinggi akan berlangsung hingga tiga hari ke depan.  

Pergerakan Tanah di Pabuaran Menghancurkan Puluhan Rumah    

Pada Jumat, 6 Desember 2024, bencana di Desa Sukajaya, Kecamatan Pabuaran, semakin parah dengan terjadinya pergerakan tanah di empat kedusunan: Sukajaya, Cipatat, Ciwalat, dan Babakanpeuteuy. Camat Pabuaran, Ikhsan Mukhlis Sani, melaporkan bahwa sebanyak 126 rumah terdampak, dengan total 385 jiwa harus dievakuasi.  

Sebagian warga diungsikan ke rumah saudara atau tetangga yang lebih aman, sementara warga Kedusunan 4 Babakanpeuteuy mengungsi ke SDN Sirnamukti. Ikhsan menyampaikan bahwa evakuasi dilakukan dengan cepat untuk mengurangi risiko korban jiwa akibat bencana ini.  

Upaya ITB dalam Penanganan Pascabencana    

Pada Kamis, 18 Desember 2024, langkah-langkah nyata untuk membantu korban bencana dilakukan oleh kolaborasi antara Rumah Amal Salman, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) ITB, dan Sekolah Farmasi ITB. Tim gabungan yang dipimpin oleh Amil Rumah Amal Salman dan Tim Rumah Relawan Muda berhasil mencapai lokasi pengungsian di Desa Lembur Sawah, Pabuaran, setelah melewati medan sulit berupa jalan licin dan bekas longsoran.  

Salah satu inovasi utama yang disalurkan adalah  Filter Air Minum, hasil karya Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D., dari DRPM ITB. Filter ini dipasang sebagai solusi sementara untuk memenuhi kebutuhan air bersih di posko pengungsian. Pemasangan filter air tambahan direncanakan untuk posko di Desa Bantarsari pada hari berikutnya.  

Selain itu, DRPM ITB bersama Sekolah Farmasi ITB turut mempersiapkan pengiriman obat-obatan dan tenaga kesehatan ke lokasi terdampak. Tim medis ini dipimpin langsung oleh Bapak apt. Tomi Hendrayana, S.Si., M.Si. dari Sekolah Farmasi ITB. Peran aktif DRPM ITB dalam inovasi teknologi dan dukungan medis menjadi bukti kontribusi signifikan perguruan tinggi dalam penanganan bencana di Indonesia.  

Kolaborasi antara Rumah Amal Salman, DRPM ITB, dan Sekolah Farmasi ITB menunjukkan sinergi kuat antara akademisi, lembaga amal, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan besar akibat bencana alam.

393

views