PPM-ITB Peningkatan Kompetensi Teknis Guru sebagai Pembina Talenta Seni Budaya (Seni Rupa) di Kabupaten Sorong
Beberapa permasalahan yang muncul dalam pembinaan seni budaya di Papua Barat khususnya bidang Seni Rupa di Kota Sorong masih kurang, Guru pembina Seni Rupa sangat minim, meskipun ada kompetensinya tidak memadai karena bukan bidangnya, selain itu minimnya sanggar-sanggar seni rupa dan bahkan tidak ada, yang ada kebanyakan adalah sannggar seni tari, seperti Sanggar Seni Muara Pecek, Kampung Baingkete Distrik Makbon, yang sudah dipercaya di Kabupaten Sorong. Hal ini akan berpengaruh pada kelangsungan seni budaya tradisi setempat yang berhubungan dengan seni rupa akan punah dan tidak ada generasi penerusnya, selain itu pengembangan seni budaya tradisi daerah setempat tidak berjalan dengan baik. Ketrampilan, kemampuan, pemahaman bidang seni budaya khususnya seni rupa perlu digalakkan melalui guru-guru pembina seni budaya yang memiliki kompetensi sebagai pembina talenta, juga sanggar seni. Berdasarkan permasalahan tersebut, yang diperlukan dalam pembinaan seni budaya di sekolah-sekolah adalah pembina talenta Seni Rupa yang memiliki kompetensi. Langkah awal untuk mengisi kekosongan pembina talenta yang berkompetensi adalah diadakannya pelatihan guru yang ditunjuk untuk membina bidang seni budaya pada sekolah pengimbas dan sekolah-sekolah imbasnya.
Papua Barat memiliki aset-aset wisata yang cukup potensial serta seni tradisi yang kuat, maka perlu ada guru pembina yang memiliki kompetensi di bidang seni budaya (Seni Rupa). Mengingat di wilayah tersebut ada Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong yang merupakan perguruan tinggi swasta dengan jumlah program program studi terbanyak dan terbesar di wilayah Timur. Salah satunya adalah Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang menghasilkan lulusan guru SD berdasar pada etika dan nilai-nilai moral, sains dan teknologi, serta berkarakter kuat dan berjiwa entrepreneur. Pendidikan Seni Budaya sama sekali belum terjamah, sehingga wajar jika pembinaan seni budaya secara dini di sekolah-sekolah masih sangat kurang karena guru pembina yang berkompetensi bidang seni rupa hampir tidak ada.
Secara umum, pembina talenta seni budaya khususnya seni rupa belum memiliki kompetensi yang sesuai, hal ini yang selalu dikeluhkan oleh sekolah-sekolah di wilayah Indonesia timur dalam pembinaan Seni Budaya. Jika ada pembinaan secara khusus dalam bentuk workshop/pelatihan guru-guru seni budaya, maka akan dapat mendukung keunggulan kompetitif daerah menuju prestasi di bidang Seni Budaya (Seni Rupa)
Guru sebagai ujung tombak pendidikan dasar di sekolah, pengembangan kreativitas seni siswa merupakan salah satu yang menjadi kewajiban guru, dalam hal ini sebagai pembina talenta. Oleh karena itu dalam upaya memperkaya kreativitas dan kapasitas para guru sebagai pembina talenta seni budaya (seni rupa) di Kabupaten Sorong, Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) bersama dengan Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat program pelatihan untuk guru-guru yang ditunjuk sekolah menjadi pembina talenta di sekolahnya, diberikan wawasan, metode dan materi dasar seni budaya (seni rupa) sebagai bekal yang dibutuhkan untuk membina peserta didik di sekolahnya berikut pengelolaannya untuk menuju talenta nasional, meliputi: 1) wawasan, metode, dan materi dasar-dasar Seni Rupa; b) pengelolaan ekstrakurikuler; dan c) pengelolaan sanggar Seni Sekolah; sereta sampai pada persoalan membahas nilai ekonomis karya seni yang dihasilkan.
Masing-masing point tersebut diberikan dalam bentuk workshop/pelatihan terhadap para pembina talenta yang ditunjuk untuk mengikuti pelatihan. Pelatihan ini menitik beratkan pada kreativitas dan metode pembelajarannya, dengan materi seni rupa meliputi seni rupa 2 dimensi dan seni rupa 3 dimensi yang dapat diimplementasikan secara langsung kepada peserta didik secara praktis, menyenangkan, belajar sambal bermain dan diselaraskan dengan muatan local (mulok).
Pelatihan ini merupakan rangkaian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan pada periode 20-28 Agustus 2024. Kegiatan pelatihan digelar di Gedung UNIMUDA Convention Center (UCC) Sorong dengan fokus utama pada pembuatan dan pemasaran karya seni rupa. Kegiatan ini diadakan untuk memberdayakan para guru dengan keterampilan seni rupa yang seringkali dianggap mahal dan sulit diakses di daerah terpencil.
Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan lapangan dilaksanakan pada tgl 26 sd 27 Agustus dengan peserta guru-guru seni budaya SD-SMP di Kabupaten Sorong dalam Peningkatan Kompetensi Teknis Guru Sekolah di Sorong Untuk Mendukung Keunggulan Kompetitif Daerah Menuju Prestasi Di Bidang Seni Budaya. Pada kesempatan tersebut kami Tim FSRD dan SBM melakukan program pelatihan untuk guru-guru yang ditunjuk sekolah menjadi pembina talenta di sekolahnya, diberikan wawasan, metode dan materi dasar seni budaya (seni rupa) serta manajemen dasar tentang nilai jual produk seni rupa sebagai bekal yang dibutuhkan untuk membina peserta didik di sekolahnya berikut pengelolaannya untuk menuju talenta nasional, meliputi: Wawasan, Metode, dan Materi dasar-dasar Seni Rupa; Pengelolaan Ekstrakurikuler; dan Pengelolaan Sanggar Seni Sekolah.
Kuliah umum pada mahasiswa prodi paud dan sekolah dasar di UNIMUDA Sorong dengan materi terkait pengembangan kreativitas seni dalam program menuju prestasi. Menjelaskan, bahwa kreativitas tak terbatas pada bidang kesenian saja, melainkan juga penting di segala bidang. Sebab dengan kreativitas tentu akan banyak hal baru yang bisa dilakukan atau diciptakan. Berdasarkan teori kreativitas, yaitu keaslian/gagasan asli /originality, elaborasi/ mengembangkan suatu gagasan, kelancaran berpikir, dan keluwesan berungkap. Dalam praktiknya, kreativitas ini bisa condong ke arah negatif maupun positif. Oleh karena itu tiap individu harus mulai belajar mengenali dan memetakan potensi dalam diri, dan harus ada yang mengarahkan. Sehingga dengan upaya pengenalan dan pemetaan potensi yang tepat, maka kreativitas yang dimiliki tiap individu mampu membawa dampak besar bagi menuju prestasi yang gemilang.
Seni Budaya di sekolah DIKDAS (Pendidikan dasar) Kabupaten Sorong masih belum digarap dengan baik, mengingat potensi seni budaya yang ada di daerahnya sangat luar biasa dan memiliki kekhasannya sendiri. Jika tidak dimulai dari anak-anak sekolah dasar, maka potensi seni budaya lokal yang ada akan punah, mengingat saat ini yang menekuninya adalah generasi tua dan belum ada regenerasinya.
Rangkaian kegiatan pelaksanaan PPM ITB di Kabupaten Sorong meliputi: Pembukaan Kegiatan oleh Rektor UNIMUDA Sorong; Workshop Guru-guru Pembina Talenta; Pertemuan dengan PJ Bupati Sorong di Kantor Bupati; dan Kuliah Umum “Peningkatan Kreativitas Seni Dalam Program Menuju Prestasi.
Materi Pelatihan
Pelatihan mencakup tiga keterampilan seni rupa: menggambar, teknik celup tie-dye, teknik cap daun, dan pengenalan dasar pemasaran produk seni sebagai industry kreatif.
Menggambar, memberikan teori praktis menggambar dan membuka wawasan tentang bagaimana cara menggambar kreatif dengan metode gambar bercerita yang nantinya dapat diterapkan pada peserta didik sejak dini untuk mengasah kreativitas dengan bahasa gambar. Tidak ada yang tidak bisa menggambar, semua bisa menggambar, tidak harus berbakat (bisa menggambar dengan baik). Selain itu menggambar tidak harus menggunakan material dan peralatan yang mahal, tetapi dapat menggunakan peralatan sederhana dan bahan yang ada di sekitar (arang, kapur, batu, pasir, lidi, ranting/kayu, kunyit, daun, bunga, dst.). Intinya gambar sebagai bahasa rupa yang dapat digunakan untuk menyampaikan sesuatu (bercerita) melalui gambar.
Teknik celup (tie-dye), membuat karya menggunakan teknik celup, peserta diajak membuat karya sederhana yang hasilnya luar biasa, dengan bahan yang murah meriah dan mudah didapat, yaitu kertas tisu dan pewarna makanan. Hasil karya yang di luar dugaan dengan motif-motif yang menarik dan artistic merangsang kepenasaran peserta didik untuk terus berkreasi. Secara tidak tidak langsung memicu tumbuhnya kreativitas dan meningkatkan pengalaman estetik.
Teknik cap, menggunakan material alam yang ada di sekitar, yaitu daun dan pelepah pisang. Daun memiliki struktur tulang daun yang artistic, pelepah pisang meiliki penampang bentuk yang unik dan menarik jika dipotong. Tulang daun dan struktur bentuk penampang pelepah pising inilah yang kemudian dijadikan alat cap yang disusun komposisi bentuk dan kombinasi warnanya dengan metode perulangan dalam konsep dekoratif.
Semua teknik tersebut menggunakan material sederhana yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar, seperti kertas tisu, pewarna makanan, dedaunan, pelepah pisang, tanting, batu, tanah, pasir, dst. Hal ini menunjukkan bahwa seni rupa tidak harus mahal atau rumit untuk dapat diajarkan dan dinikmati. Sekaligus menepis anggapan bahwa belajar seni rupa itu mahal dan sulit diajarkan, terutama di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Dengan pelatihan ini, diharapkan para guru terbuka wawasannya dan dapat mengajarkan seni rupa kepada siswa-siswi mereka, sehingga kreativitas tersebut dapat berkembang di generasi berikutnya.
Pengenalan dasar pemasaran produk seni sebagai industry kreatif, memberikan pengetahuan dan wawasan, bahwa karya seni yang kita buat itu memiliki nilai ekonomis jika tahu bagaimana cara mengemasnya, oleh karena itu bagaimana cara melihat peluang pasarnya, cara mengemasnya supaya menarik dan cara penyajiannya supaya memiliki nilai jual, serta cara mempromosikannya. Selain itu juga diberikan materi untuk menentukan nilai jual berdasarkan kos produksi dengan studi kasus produk hasil pelatihan ini.
Selain mengajarkan keterampilan teknis, pelatihan ini juga menekankan pentingnya nilai-nilai seperti kesabaran dan kreativitas dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan menggambar, para guru diajak untuk mengajarkan siswa bagaimana menyampaikan pesan atau cerita melalui visual, yang bisa menjadi alat komunikasi yang kuat selain kata-kata. Tak hanya fokus pada seni rupa, Tim SBM ITB juga memberikan pelatihan dasar mengenai pemasaran produk seni. Dijelaskan bahwa, pentingnya pendekatan bisnis yang berbasis pada kearifan lokal, dengan harapan produk seni rupa yang diajarkan para guru dapat bernilai ekonomis dan mampu bersaing di pasar.
Dengan pelatihan ini, ITB berharap seni rupa tidak hanya tetap eksis di Kabupaten Sorong, tetapi juga dapat menjadi sumber pendapatan dan mendorong lahirnya para entrepreneur kreatif di masa depan. Ini bukan sekadar pelatihan, tetapi langkah nyata untuk membangun ekonomi kreatif yang berbasis pada seni dan budaya local sejak dini.
Kolaborasi
Program pengabdian ini didukung oleh kolaborasi dengan Fakultas Teknik Universitas Pendidikan Muhammadiyah (UNIMUDA) Sorong, yang diwakili oleh akademisi Prodi Teknik Kimia, Nita Indriyani, MT., dan Yusnita La Goa, MT., serta mendapatkan dukungan penuh dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB dan NORHED project dari Norwegian Agency for Development Cooperation