Mewujudkan Desa Wisata Berbasis Ketahanan Pangan

Satu persatu anggota tim pengabdian menaiki perahu kayu tradisional bertenaga mesin, meluncur diantara gelombang pasang surut menuju sebuah dermaga apung yang menjorok ke tengah laut, salah satu dermaga yang paling ramai dikunjungi orang keluar masuk Desa Parit, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Sebuah tipologi desa kepulauan di Kecamatan Selat Gelam yang termasuk daerah terluar wilayah NKRI yang memiliki garis pantai berpantai cukup landai; permukaan lautnya kadang tenang dan mengalir deras menghembuskan angin bergelombang dinamis yang kerap menyapa hangat bagi siapapun yang keluar-masuk pulau ataupun melintas menuju ibukota Kabupaten Karimun. Tak terkecuali orang biasa, pedagang, pengusaha, pejabat, guru, dan anak-anak sekolah yang perlu berperahu jika hendak bepergian menuju tiap tujuan. Konon, sebagian besar penghuni pulau Parit adalah para nelayan tangguh yang beremigrasi dari berbagai pulau di Nusantara, tak heran jika warisan pola hidup budaya laut nampak melekat kuat dengan pandangan hidup dan ekspresi keagamaan warga pulau Parit sejak duli hingga sekarang. Kini, seiring perubahan zaman, mulai tumbuh kesadaran baru untuk meyakini bahwa segenap potensi alam, nilai, budaya, dan lingkungan kelautan adalah basis penting untuk mempertahankan keberlanjutan masa depan.

Ada sejumlah sektor utama yang kerap menjadi ancaman yang dihadapi masyarakat Kepulauan Riau, yaitu; letak kepulauan yang terdampak akibat berbatasan dengan negara tetangga, lemahnya konektivitas infrastruktur transportasi, dan tingkat kesejahteraan hidup. Sektor potensial pengembangan pariwisata memiliki daya dukung sumber daya alam kelautan dan perikanan, namun jika kita mengamati lebih dekat masih terdapat lemahnya pemerataan infrastruktur pariwisata hingga tingkat pedesaan. Contohnya Desa Parit yang sejak tahun 2023 telah membangun konsep desa wisata sambil menggali potensi kekayaan alam dan budaya yang dimilikinya. Desa ini berjarak 30 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Karimun yang secara sosio-historis memiliki bukti-bukti otentik proses akulturasi budaya yang kuat hingga sekarang. Dengan demikian, arah pengembangan desa wisata perlu menyelaraskan dengan komponen-komponen nature-culture agar beririsan dengan peran nurture yang tentunya telah berkembang di lingkungan setempat. Salah satu alternatif rancangan program yang diperlukan adalah memprioritaskan pengembangan produk kreatif yang mampu menyasar pada aspek ketahanan pangan yang berkelanjutan, sebagaimana penuturan Kepala Desa Parit, Muhammad Rizli Alang

Konsep pengembangan desa binaan di wilayah kepulauan merupakan salah satu program pengabdian masyarakat ITB melalui kemitraan strategis yang pernah dilakukan tahun sebelumnya. Tahun 2024 ini, tim pengabdian mengusung tema Sinergi Potensi Maritim dan Tradisi Budaya untuk Pengembangan Industri Kreatif. Kontinuitas program pengabdian tahun 2024 ini, lebih menekankan pada upaya pembinaan desa untuk mengembangkan potensi ekonomi kreatif warga melalui pendekatan interdisiplin. Pelaksanaannya, pihak Desa Parit bekerjasama dengan mendatangkan tim PPMI ITB yang terdiri atas Dr. Dikdik Sayahdikumullah S.Sn., M.Sn., Dr. Muksin, M.Sn., Zusfa Roihan, S.Sn., M.Sn. (Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB), Dr. Eng. Nur Budi Mulyono (Sekolah Bisnis Managemen ITB) dan Dr. Ujang Subhan (Universitas Padjajaran Bandung). Tim ini melibatkan pula sejumlah mahasiswa S1 Program Studi Seni Rupa FSRD ITB yaitu Amanda Listu Nandini dan Elisabeth Farah Benita T.W.A.

Target utama kegiatan pengabdian ini adalah berpijak pada pengembangan komponen alam, melalui cara mengintegrasikan faktor-faktor; lanskap, pantai, sungai, bukit, sawah, dan hutan di dalam merancang dan mengubah sebuah desa kepulauan menjadi lebih bernuansa produktif yang mampu memberikan nilai tambah yang beragam bagi masyarakatnya. Bukan tanpa alasan, warga Desa Parit sangat terpikat pada suatu model usaha pembenihan ikan darat seperti; lele, nila, ataupun ikan hias yang sesuai kondisi geografis pulau. Sebab mengingat kegiatan kolaboratif ini bertujuan untuk menebarkan pengetahuan yang bermanfaat untuk memahami seberapa jauh keterjangkauan beragam potensi alam kepulauan, termasuk bagaimana kemampuan warga melihat potensi ekonomi pasar terhadap kebutuhan pasokan protein ikan darat maupun laut yang terbilang masih tinggi di Kabupaten Karimun serta kawasan pulau sekitarnya.

Metode yang digunakan untuk menunjang kegiatan ini adalah pendekatan desain partisipatori dengan cara memperkenalkan kerangka pemahaman atas suatu kegiatan atau produk baru yang mereka sendiri belum pernah mengalami dan membuatnya. Hal ini dilakukan agar warga Desa Parit terbantu mengetahui permasalahan mereka dengan lebih jelas dan mengetahui mengapa mereka memilih dan melakukan serta membuat produk baru, sehingga mereka memahami bagaimana langkah-langkah selanjutkan bila menemukan masalah baru, khususnya mengenai produk yang terintegrasi dengan potensi pangan di bidang perikanan. Tahap pelaksanaan workshop dan kegiatan lainnya di lapangan dilakukan sebanyak dua kali pada tanggal 2-4 Mei 2024 dan tanggal 14 -18 Juli 2024 bertempat di area rumah warga dengan melibatkan pihak pemerintahan Desa Parit sebagai fasilitator.

Dampak kegiatan bagi Warga Desa Parit:

  • Warga masyarakat Desa Parit sebagai aktor penggerak langsung di dalam pengembangan desa wisata yang memiliki daya tahan pangan yang baik, mampu mengatasi ketimpangan kesejahteraan di tingkat warga serta dapat menginspirasi bagi desa-desa lainnya.
  • Menciptakan iklim potensial bagi calon pengusaha muda baru yang menguasai teknik budidaya ikan lele di lingkungan kepulauan, setidaknya mengatasi kebutuhan pasar di sekitar Kabupaten Karimun.
  • Implementasi ikon gerbang Desa Parit akan menciptakan potensi magnet dan atmosfir ruang publik baru yang identik dengan citra pulau Parit bagi warga setempat serta tidak menutup kemungkinan menjadi ikon baru bagi masyarakat di sekitar kepulauan. Pada gilirannya, realisasi ikon ini berdampak ganda pada sebaran bentuk identitas baru hingga produk lainnya dari pulau Parit melalui entitas masyarakat baru di era digital.

Sebagai evaluasi bahwa selama pelaksanaan, tim pengabdian menemukan sejumlah kendala yang cukup mengganggu kelancaran proses pembenihan ikan lele menggunakan metode bioflok sederhana, diantaranya: kondisi temperatur air kurang stabil akibat cuaca panas berlebihan dan rentan mengakibatkan kegagalan; penempatan kolam bioflok di alam terbuka tanpa cukup pengaman mengakibatkan rentan terhadap munculnya predator alami; faktor keterbatasan dalam hal penyediaan bibit unggul ikan lele yang berkualias dan berasal dari daerah kepulauan setempat. Faktor ketekunan, ketelatenan dan passsion warga Desa Parit untuk menjalankan seluruh tahapan-tahapan kegiatan workshop pelatihan pembenihan hingga tahap akhir pemeliharaan menjadi kunci keberhasilan di dalam proses edukasi teknik dan metode ketahanan pangan di masa depan.

Kegiatan pengabdian masyarakat tahun ini cukup unik yang bersamaan dengan momen penting peringatan 1 Muharram 1446 Hijriah yang diperingati oleh seluruh warga Desa Parit melalui berbagai aktivitas, seperti; pawai atau karnaval anak-anak sekolah dan warga yang diiringi tabuhan musik Hadroh dan untaian Sholawat Nabi sambil mengelilingi kampung, ceramah keagamaan hingga penghujung acara semua warga bersama-sama menikmati hidangan Bubur Syura. Sebuah wujud perayaan hasil akulturasi pengaruh kebudayaan Islam dan tradisi kampung nelayan Desa Parit yang berlangsung turun temurun, dimana nilai-nilai gotong-royong antar warga, keterikatan asal usul para tetua masyarakat setempat, dan kesadaran pada konteks pewarisan khazanah tradisi literasi Melayu seperti Gurindam 12 yang seringkali dilantunkan oleh warga hingga sekarang. Semua itu potensi aset budaya Nusantara yang memang layak dilestarikan, tak hanya oleh warga Desa Parit juga tim pengabdian kampus manapun. Warga Desa Parit sangat antusias menerima peran aktif perguruan tinggi ITB dan UNPAD selama kegiatan berlangsung. Seluruh kegiatan tahun ini memiliki nuansa berbeda terutama mengintegrasikan potensi alam dan semangat peletarian nilai-nilai tradisi, agama, dan budaya setempat.

Tulisan Pendukung

Selama terjun di lapangan, tim pengabdian ITB dan UNPAD telah memberikan beberapa materi kegiatan kepada warga Desa Parit, Kecamatan Selat Gelam Kabupaten Karium, diantaranya:

Pertama, Mengajarkan suatu mode budidaya ikan lele melalui metode pengetahuan terstruktur dan penguasaan teknologi pembenihan ikan yang aplikatif pada kondisi geografis tertentu. Dampak nyata kegiatan ini antara lain: Kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) Desa Parit dapat mengetahui, memahami dan mampu melakukan pengukuran terhadap parameter-parameter kualitas air yang mempengaruihi terhdap keberhasilan budidaya ikan dalam hal ini parameter kualitas air untuk kegiatan pembenihan ikan, pembuatan media kutu air sebagai substansi utama sekaligus elemen utama sumber makanan bagi benih-benih ikan lele yang harus disiapkan terlebih dahulu sejak awal; Praktik pembenihan ikan lele, dimana sebagian warga Desa Parit sekarang ini sudah menguasai prinsip dasar teori, metode, teknik yang dipergunakan selama proses pembenihan ikan lele; penyiapan kolam, pengukuran kualiatas air, pemilihan induk unggul, membedakan antara jantan dan betina yang siap pijah,  teknik penyuntikan dengan perangsang hormonal, perawatan telur dan larva, hingga produksi benih.

Kedua, Pemberian keterampilan teknis lainnya berupa pengenalan teknik monoprint motif tumbuhan sederhana untuk anak-anak Sekolah Dasar.

Ketiga, Memberikan pemahaman warga desa mengenai keberlanjutan sumber daya alam vegetasi setempat melalui kegiatan pembenihan, penanaman bunga lokal, dan penataan kembali taman Sekolah Dasar 005 Parit.

Keempat, membina tumbuhnya mindset nelayan warga Desa Parit untuk memulai suatu kemungkinan tradisi baru yang mengintegrasikan setiap persoalan-persoalan yang mereka hadapi di daerah dengan melibatkan peran perguruan tinggi. Salah satu contoh adalah kegiatan tim pengabdian membuat konsep mock-up 2 dimensi ikon gerbang utama Desa Parit. Meski masih konsep, gagasan rancangan yang akan menjadi identitas desa ini cukup menarik perhatian Bupati Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun, mengingat keunikan gagasannya yang terinspirasi langsung dari bentuk hewan endemic setempat yaitu ikan Senakol (Tembakul) yang tersebar luas sepanjang pantai pulau Parit. Gerbang desa ini diharapkan menjadi salah satu daya tarik wisata dalam skala prioritas pembangunan yang didukung oleh pemerintah

65

views