R. Budi Sulistijo
Proposal ini ditujukan pada Program Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Inovasi Institut Teknologi Bandung melalui Program 2024 berdasarkan kepedulian Budi Sulistijo, Dr., M.App.Sc., Ir. mengenai gejala longsoran di daerah pengalengan dan sekitarnya yang dapat dipakai sebagai model terjadinya longsoran yang berujung sebagai salah satu penyebab gangguan produksi. Yang menjadi perhatian bagi peneliti adalah belum ada kegiatan penelitian untuk melakukan penyebab longsoran dari sisi geologi sebagai salah satu penyebab longsoran di lokasi ini.
Gejala longsoran telah teramati oleh peneliti utama di beberapa lokasi di Pengalengan dan ada kecenderungan beberapak longsoran akhir akhir ini. Pada saat ini longsoran telah menimbulkan kerusakan sehingga terjadi ketidak nyamanan.
Longoran di lokasi ini diperkirakan dipengaruhi oleh geologi yang ada di daerah ini. Litologi akan mempengaruhi kuat tarik, regangan hancur, kekakuan dan bulking factor dari perlapisan batuan. Kedalaman pelapukan (dan material tanahnya) mempengaruhi besarnya rekahan permukaan, sudut limit dan regangan maksimum. Topografi permukaan dan kemiringan perlapisan mempengaruhi simetri dari profil longsoran dan distribusi regangan tarik dan tekan. Sebaliknya, longsoran mempengaruhi massa aliran hidrologi yaitu dengan terjadinya rekahan massa batuan pada saat terjadi tegangan tarik tetapi akan tertutup kembali, dan terjadi perubahan pola aliran air di permukaan dan bawah tanah. Pada umumnya pelapukan tanah dan endapan bagian atas tidak mempengaruhi longsoran.
Pelapukan menyebabkan kekuatan batuan menjadi lebih kecil dan mudah terdeformasi daripada batuan induknya. Pelapukan menyebabkan kesulitan mengidentifikasi pergerakan retakan dari mengembang atau mengkerut karena perubahan kelembaban alami.
Semua ini akan di teliti di lokasi penelitian dan gejala geologi mana yang paling dominan serta cara mitigasi dan
Mengetahui pola longsoran di jalr geothermal
Mampu pencegah longsoran atau mengantisipasi kejadian longsor