Ramadhani Eka Putra
" PLTPH atau Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro adalah salah satu pembangkit berbasis energi terbarukan yang bahan bakarnya tersedia melimpah di bumi. Secara teknis, pikorohidro memiliki tiga komponen utama yaitu kincir air sebagai turbin, generator, dan panel listrik. Pikohidro dapat digunakan sebagai energi alternatif untuk mensuplai beban energi listrik yang letak Permasalahan pemberantasan eceng gondok yang tumbuh subur di danau atau waduk harus segera diselesaikan karena potensial mengganggu banyak hal, seperti menganggu ekosistem danau, atau yang lebih ke masalah teknis seperti penyumbatan turbin bagi waduk yang berfungsi sebagai pembangkit listrik, dan mengganggu transportasi masyarakat yang menggunakan perahu sebagai moda transportasinya. Penyelesaian permasalahan eceng gondok ini cukup kompleks karena bukan hanya sekedar memberantas eceng gondok saja, tapi juga bagaimana memanfaatkan eceng gondok tersebut. Kompleksitas permasalahan pemberantasan eceng gondok ini menuntut adanya pembagian tugas antara beberapa stake holder yang terlibat, sebagai contoh, peralatan pemberantas eceng gondok yang sudah beroperasi di beberapa danau lebih efektif bekerja di danau yang memiliki kedalaman minimum 2 meter, sehingga ketika danau surut atau di beberapa tempat dimana kedala Tidak seperti limbah anorganik, proses pengolahan limbah organik tidak menghasilkan produk yang bernilai ekonomi tinggi karena keterlibatan manusia yang tinggi dalam proses pengolahannya serta nilai produk yang relatif rendah sehingga menimbulkan dampak ekonomi yang tidak signifikan. Salah satu pendekatan yang telah dikembangkan sejak awal tahun 2010 di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, ITB adalah aplikasi proses biokonversi untuk merubah limbah organik menjadi produk bernilai tinggi (seperti pupuk cair, kompos, pakan ternak) melalui proses dekomposisi oleh larva lalat tentara hitam (Hermetia illucens) sehingga menurunkan biaya produksi akibat tingginya keterlibatan manusia dalam proses. Metoda ini sudah diaplikasikan secara berkala kepada praktisi pengolahan limbah organik di kota Bandung, Rancaekek, Ciamis, dan beberapa kota lain sebagai bagian dari program diseminasi teknologi. Pendekatan terkini dari metoda ini adalah pengembangan suatu sistem manajemen limbah organik yang dikenal dengan istilah CORS (Conversion of Organic Refuse by Saprophages). Aplikasi CORS sendiri sudah mulai diaplikasikan pada awal tahun 2019 beberapa kelompok tani kopi di daerah Sumedang dan mulai memberikan hasil sebagai dasar dari pembentukan unit-unit produksi baru. Kesuksesan metoda ini dalam mengolah limbah organik pemukiman dan pertanian memberikan suatu potensi pemanfaatannya sebagai bagian dari perbaikan lingkungan yang tercemar oleh limbah organik, salah satunya adalah lingkungan perairan dalam hal ini Sungai Citarum. Sungai Citraum sendiri merupakan salah satu sumber utama air bagi kegiatan ekonomi dan dikenal sebagai salah satu sungai paling tercemar dimana pada beberapa segmen pencemaran berasal dari limbah organik hasil dari kegiatan pertanian dan peternakan sepanjang anak maupun induk dari sungai Citarum. Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilakukan aplikasi dari teknologi CORS di beberapa daerah yang diduga sebagai sumber limbah organik yang mencemari anak dan induk sungai Citarum. Dalam kegiatan ini, pendekatan yang dilakukan adalah aplikasi dari CORS yang diintegrasikan dengan sistem pertanian dan peternakan untuk memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat seperti pemuda, wanita, dan masyarakat dengan kemampuan ekonomi lemah. Kegiatan yang akan dilakukan pada program pengabdian masyarakat ini adalah sosialisasi dari aplikasi dari teknologi ini pada berbagai kalangan masyarakat (sekolah, praktisi penanggulangan sampah, petani, peternak, pengelola kegiatan ekonomi penghasil limbah organik, dan industri kecil), di sekitar sungai Citarum, yang bertujuan untuk (1) pengelolaan limbah organik dan (2) menghasilkan produk langsung dari limbah organik yang bernilai ekonomi, (3) menghasilkan produk lanjutan dari produk antara (seperti ternak dan hortikultura), dan (4) peningkatan partisipasi masyarakat dalam perbaikan kondisi lingkungan di sekitar sungai Citarum. Produk yang dikembangkan merupakan produk khas Indonesia seperti tanaman bahan baku makanan lokal maupun rempah-rempah. Dengan demikian maka dapat dihidupkan kembali kebanggaan akan produk lokal dan masyarakat cenderung sudah memiliki pengetahuan terkait hal tersebut. Bagi ITB, kegiatan ini diharapkan dapat (1) memberikan sumbangsih dalam perbaikan lingkungan dari aliran sungai Citarum, (2) memberikan tambahan pengetahuan berkaitan dengan efektivitas dari aplikasi teknologi tepat guna yang telah dikembangkan oleh laboratorium, (3) mendapatkan masukan berupa bentuk kebutuhan para peserta dan ide-ide kreatif dari peserta yang dapat dikembangkan lebih lanjut bersama ITB sebagai salah satu pusat pembelajaran sains dan teknologi, (4) informasi lebih lanjut yang dapat menjadi modal dasar yang penting bagi Tim dan ITB dalam mengembangkan teknologi pengolahan sampah organik menggunakan konsep biokonversi yang sedang dikembangkan. man danau hanya sekitar 1m, tidak dapat dilalui oleh kapal pemberantas eceng gondok ini. Untuk itu maka perlu ada sarana lainnya yang dapat memecahkan permasalahan tersebut. Disisi lain, program Citarum harum ITB tahun 2021 telah menghasilkan satu jenis perahu yang berfungsi untuk mendukung program Citarum Harum seperti menjadi moda transportasi ketika memeriksa kualitas air danau atau dapat digunakan sebagai sarana evakuasi masyarakat bila ada banjir di bantaran sungai Citarum. Jenis perahu tersebut berupa airboat yang berbaling-baling diatas permukaan air. Untuk menjawab permasalahan diatas, akan dibuat sarana peghancur eceng gondok yang digabungkan dengan airboat sebagai kendaraannya, diharapkan dapat menjawab permsalahan pemberantasan eceng gondok yang berada di bantaran danau dengan kedalaman kurang dari 1 m. nya berada jauh dari jangkauan saluran distribusi energi listrik. Potensi alam yang dapat dijadikan suatu pembangkit pikohidro adalah aliran irigasi yang berada di Desa Cinangsi, Kabupaten. PLTP terpasang mampu menghasilkan listrik dengan daya 500 W yang saat ini digunakan untuk mensuplai lampu penerangan jalan untuk menerangi jalanan pedesaan di sekitar lokasi. "