Arjo Prawoto Wibowo
Saat ini kapasitas terpasang pembangkit listrik PLN mencapai 44.939 MW. Sekitar 40.734 MW atau sekitar 90% kebutuhan listrik nasional dipenuhi oleh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Dari jumlah tersebut, lebih dari 50% energi listrik dihasilkan oleh PLTU Batubara (PT. PLN (Persero), 2023). Hal ini menunjukkan betapa pentingnya batubara bagi penyediaan energi listrik di Indonesia. Ketersediaan pasokan batubara dan biaya pembangkitan listrik dari PLTU batubara yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pembangkitan listrik menggunakan sumber energi primer lainnya merupakan alasan utama dibangunnya PLTU batubara. Namun demikian, penggunaan batubara, khususnya untuk PLTU batubara, secara global mendapatkan tantangan. PLTU batubara menjadi salah satu penyumbang emisi CO2 yang signifikan. Di dalam negeri emisi GRK dari PLTU batubara mencapai sekitar 244,65 juta ton CO2 atau 83% dari total emisi. Kesepakatan dunia untuk berupaya menurunkan target pemanasan global menjadi dibawah 1,5° C dan komitmen pemerintah untuk mendukung transisi energi dari fosil ke non-fosil yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2022, tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik menyebabkan pemerintah merencanakan program Pensiun Dini PLTU Batubara, yaitu mempercepat waktu penon-aktifan PLTU batubara dari rencana semula di tahun 2030.
Namun demikian, rencana Pensiun Dini PLTU batubara berpotensi menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks sehingga memberikan dampak terhadap aspek-aspek teknis, lingkungan, ekonomi, sosial, dan pemenuhan kebutuhan energi nasional. Oleh sebab itu pelaksanaan Pensiun Dini PLTU batubara harus dilakukan secara hati-hati dengan perencanaan yang matang. Identifikasi dampak yang ditimbulkan dari Pensiun Dini PLTU batubara perlu diketahui secara komprehensip, demikian pula alternatif solusi dalam berbagai skenario perlu dianalisis secara menyeluruh.
Untuk menganalisis berbagai dampak yang mungkin terjadi, penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan Sistem Dinamik, yang dibantu dengan analisi DCF untuk menganalisis aspek ekonomi penyediaan energi listrik dari berbasis batubara menjadi berbasis non-fosil.
Menganalisis pengaruh rencana pensiun dini PLTU batu bara terhadap aspek teknis, ekonomi, lingkungan, sosial dan pemenuhan kebutuhan energi listrik. Memodelkan beberapa skenario pemenuhan kebutuhan listrik yang optimal sebagai akibat dinon-aktifkannya PLTU Batubara
Dari sisi akademik (KK/FS/ITB) aplikasi sistem dinamik dalam penelitian ini mampu memberikan gambaran dampak pensiun dini PLTU Batubara. Dari sisi peneliti pelaksanaan penelitian ini memperluas wawasan peneliti dalam menerapkan metode sistem dinamik.