Mariana Marselina S.
Pengelolaan DAS terintegrasi mengutamakan pengelolaan DAS secara on-site, yaitu mengelola air hujan di tempat jatuhnya. Salah satu bentuk pengelolaan ini yaitu dengan Pemanenan Air Hujan (PAH) atau Rain Water Harvesting (RWH). Pemanenan Air Hujan (PAH) yaitu menampung air hujan secara lokal dan menyimpannya untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan air. PAH juga dapat dikatakan sebagai pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian air hujan dari atap, untuk penggunaan di dalam maupun di luar rumah.
Pemanenan Air Hujan atau PAH dapat diltetakkan di atas atau di bawah permukaan tanah atau juga di bawah bangunan rumah yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan. PAH yang diletakkan di atas permukaan tanah memiliki berbagai keuntungan seperti mudah dalam mengambil atau memanfaatkan airnya (pengalirannya dapat dengan metode gravitasi) dan lebih mudah dalam perawatannya. Volume penampungan air hujan yang digunakan disesuaikan dengan luas atap serta curah hujan setempat.
Secara ekologis terdapat beberapa alasan mengapa memanen air hujan penting untuk konservasi, diantaranya yaitu untuk mengurangi penggunaan air tanah dan potensi penurunan muka tanah, menjadi alternatif sumber air ketika sumber-sumber yang fluktuatif sedang mengalami penurunan kualitas (seperti danau dan sungai pada saat musim hujan), menjadi pilihan sumber air yang ekonomis ketika sumber air bersih terlalu jauh dari rumah, dan menjadi pilihan sumber air yang kualitasnya relatif baik dibandingkan sumber lain yang berpotensi tercemari kegiatan industri.
Pemanenan Air Hujan (PAH) merupakan project sederhana dan murah dalam penyediaan air dengan menampung air hujan dari atap dan menyimpannya untuk digunakan dalam memenuhi kebutuhan domestik, pertanian, industri, dan lingkungan. Selain kebutuhan domestik seperti minum dan memasak air, air dari hasil PAH dapat digunakan untuk irigasi, memenuhi pasokan air perkotaan, membantu mengendalikan air di wilayah pedesaan dan perkotaan, untuk menyiram toilet, mencuci, pemeliharaan lansekap, dan juga mengisi air tanah. Selain itu dengan memanen air hujan dapat menjadikan salah satu metode terbaik untuk memulihkan siklus hidrologi dan memungkinkan untuk membangun perkotaan berkelanjutan. Di lingkungan perkotaan, sistem memanen air hujan ini semakin diandalkan untuk mengurangi banjir dan untuk menyediakan pasokan air tambahan. PAH merupakan proses intersepsi, mengalirkan air, dan menyimpan air hujan untuk digunakan di masa depan (Quinn dkk., 2020; Asnaning, dkk., 2018; Joleha, dkk., 2019). Berdasarkan berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, kegiatan PAH berpusat pada kemampuan sistem untuk pasokan air. Air hujan akan dipanen dari atap untuk memproduksi air minum (Zang dkk., 2021)
Penampungan Air Hujan (PAH) merupakan wadah untuk menampung air hujan sebagai air baku, yang penggunaannya bersifat individu atau komunal, dan dilengkapi saringan. Pada saat musim kemarau, sumur menjadi kering, debit sungai menjadi berkurang dan menyebabkan air sungai menjadi lebih keruh sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit. Selain itu, saat musim kemarau banyak waktu dan tenaga terbuang untuk mengambil air bersih, karena sumber air biasanya terletak jauh dari tempat tinggal (Puskim, 2014)Permasalahan kebutuhan air dapat ditanggulangi dengan memanfaatkan sumber air dan air hujan. Menampung air hujan dari atap rumah merupakan salah satu cara untuk mendapatkan air. Pada rumah dengan atap genteng atau seng bergelombang, lebih mudah dalam pemasangan talang air sepanjang sisi atap dan mengalirkan air hujan ke tempat penampungan.
Pada kegiatan ini akan dilakukan upaya penyebaran informasi mengenai berbagai keuntungan yang diperoleh dari pembangunan PAH khususnya yang telah selesai dilakukan di wilayah Cimahi dan Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan ini akan berfokus pada penyebaran informasi manfaat PAH sebagai upaya konservasi air melalui berbagai media social dan juga melalui kegiatan diskusi (Forum Group Discussion) dengan masyarakat khususnya di wilayah Jawa Barat. Kegiatan kampanye terkait Pemanenan Air Hujan sebagai upaya konservasi dan menambah supply distribusi air bersih telah dilakukan pada Bulan November 2024 di Desa Mandalamekar, Kecamatan Cimenyan, Provinsi Jawa Barat. Sebagaimana kita tahu wilayah ini termasuk dalam Kawasan Bandung Utara yakni kawasan konservasi wilayah Cekungan Bandung.
Kegiatan Worshop atau Kampanye, Publisitas di Media Massa, Video Edukasi terkait Rain Water Harvesting atau Pemanenan Air Hujan, Instagram Kompilasi Kegiatan Kampanye
"Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang solusi konservasi air yang praktis untuk mengurangi limpasan air permukaan pada Desa Mandalamekar. Memperkuat komitmen masyarakat untuk pemanfaatan sumber daya air hujan sebagai sumber air alternatif pada Desa Mandalamekar dengan potensi curah hujan yang tinggi. "