Pemulihan Ekonomi secara Kreatif Produktif melalui Pengembangan Produk Olahan Pangan Sehat Berbasis Ikan Lele pada Korban Terdampak Gempa Sumedang
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Heni Rachmawati



Ringkasan Kegiatan

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), telah terjadi gempa bumi yang berada di kedalaman 7 km dan pusat gempa berada di darat 6 km Timur Laut Kab. Sumedang. Guncangan akibat gempa Kab. Sumedang dirasakan di II-III Sumedang Utara. Rangkaian gempa bumi dangkal di Kabupaten Sumedang tersebut tak hanya menimbulkan kerusakan di kabupaten itu. Beberapa gempa dengan kekuatan maksimal magnitudo 4,8 itu juga mengakibatkan kerusakan rumah dan bangunan di tiga kabupaten lain di Jabar, yakni Ciamis, Subang, dan Kabupaten Bandung. Gempa dangkal di Sumedang mengakibatkan satu fasilitas kesehatan dan tiga rumah di Kabupaten Bandung rusak. Di Subang, ada 37 rumah terdampak dan satu rumah rusak di Ciamis. Sumedang mengalami dampak terparah akibat gempa dangkal. Sebanyak 1.341 rumah dan 61 fasilitas layanan publik serta perkantoran di kabupaten itu rusak. Secara keseluruhan, sebanyak 1.382 rumah dan 62 bangunan fasilitas publik terdampak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat, sekitar 500 warga belum menempati tempat tinggal pribadinya pasca gempa. Ikan merupakan sumber protein yang bagus karena kandungan asam-aminonya yang lengkap serta kandungan senyawa bioaktif lainnya yang bagus untuk pertumbuhan tulang dan otak. Ikan yang sering digunakan untuk sumber protein adalah ikan gabus, namun harganya sangat mahal dan tidak mudah budi dayanya. Ikan lele (catfish) merupakan ikan lokal yang sangat terjangkau harganya dan sangat mudah dibudidayakan walaupun dengan cara sangat tradisional. Selama ini ikan lele hanya dimasak secara sederhana sehingga value dan manfaatnya kurang terasa. Ikan lele sebagaimana ikan lainnya (patin, tengiri, tongkol, bandeng) dapat diolah menjadi berbagai macam produk yang bernilai ekonomi tinggi dan berdaya simpan lebih lama dibandingkan jika hanya dimasak sederhana. Beberapa produk olahan pangan berbasis ikan di antaranya: baso, nugget, sosis, otak-otak, abon, smoked fish, dan sebainya juga bisa berasal dari ikan lele. Berdasarkan hal di atas, maka kegiatan pelatihan pengolahan berbagai produk berbasis ikan lele dan pendampingannya pada Masyarakat korban gempa di daerah Sumedang diharapkan sebagai bentuk untuk upaya pemulihan ekonomi, pemenuhan pangan bergizi dan pemberdayaan para ibu rumah tangga. Kegiatan kepedulian gempa Sumedang yang dilakukan oleh ITB difokuskan pada kecamatan Sumedang Utara. Kegiatan kepedulian tersebut meliputi: pembentukan tim pemantauan dan intervensi balita gii buruk, pembangunan kolam ikan lele di lahan warga, pembinaan pemuda untuk budi daya ikan lele dari pembibitan sampai panen dan pemasaran, pelatihan pengolahan hasil budi daya ikan lele serta penyiapan warga untuk ikut serta lomba tingkat propinsi Jawa Barat terkait budi daya ikan lele untuk solusi stunting. Kegiatan berhasil dilakuakn secara lancar menghasilkan angka penurunan balita gii buruk pasca intervensi, terbangunnya kolam dan pelaksanaan budi daya, panen, pemasaran dan pengolahan ikan lele menjadi berbagai produk.



Capaian

Memberikan bantuan makanan darurat praktis dikonsumsi namun padat gizi yang daya gunanya untuk semua kalangan usia rentan. Makanan darurat dan praktis dikonsumsi juga bermanfaat dalam memberikan kestabilan psikis karena ada kandungan bioaktif yang mempunyai efek penenang. Memberikan bantuan sarana sanitasi diri berupa produk sanitizer hasil penelitian sebelumnya. Memberikan pelatihan khususnya kepada para ibu sebagai garda rumah tangga di masa pengungsian, tentang pengolahan makanan praktis darurat berbasis ikan sebagai pemenuhan gizi berkelanjutan Memberikan pendampingan usaha pengolahan produk berbasis ikan lele untuk tujuan komersial untuk mendukung upaya pemulihan ekonomi



Testimoni Masyarakat

Menunjukkan kontribusi nyata dari ITB untuk kepedulian masyarakat korban bencana Sumedang dan memberikan solusi pemulihan spiritual, material serta pemulihan ekonomi korban bencana, terciptanya kerja sama dengan pimpinan daerah tingkat kecamatan dan kelurahan. ITB mempunyai desa binaan dalam keberlangsungan program yang dijalankan.