Lanthika Atianta
Desa Wisata Gegesik Kulon merupakan salah satu desa wisata yang dicanangkan oleh Kementrian Pariwisata dan Industri Kreatif (Kemenparekraf) menjadi desa wisata budaya rintisan pada tahun 2021. Beberapa wisata budaya yang sudah dikembangkan di wilayah ini antara lain Seni Tatah Sungging Wayang Kulit Gagrak, Tari Topeng dan Rampak Gendang. Namun demikian saat ini Pengembangan desa wisata rintisan mengalami kendala. Salah satunya adalah upaya dalam peningkatan wisatawa khususnya dalam pemasaran dan promosi desa wisata. Kemenparekaf saat ini sudah menyediakan JADESTA, aplikasi berbasi website Satu Data Kepariwisataan Nasional, untuk menampilan profil desa wisata. Namun demikian saat ini profil desa wisata Gegesik Kulon dalam website tersebut tidak dapat diakses dikarenakan belum adanya data dan informasi yang dapat ditampilkan. Tentu saja hal ini menjadi permasalahan mengingat desa wisata Gegesik Kulon masih rintisan dan keterbukaan informasi menjadi hal penting untuk meningkatkan pemahaman wisatawan potensial baik dari dalam maupun luar negeri.
Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat adalah memberikan pendampingan kepada Masyarakat melalui pendataan dan pemetaan potensi wisata budaya di Gegesik Kulon dalam mewujudkan digitalisasi desa wisata. Target kegiatan pengabdian Masyarakat ini meluputi pemerintah desa, kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dan perwakilan masyarakat desa Gegesik Kulon. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah participatory approach dengan metode utama adalah participatory mapping. Pemetaan partisipatif adalah pembuatan peta yang bersumber dari informasi yang didapatkan dari Masyarakat. Adapun tahapan pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian ini yaitu melalui kegiatan sosialisasi, penyusunan modul, pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pendampingan serta Menyusun Website Jejaring Desa Wisata (Jadesta).
Pemerintah desa dan masyarakat desa mampu memahami digitalisasi pariwisata dalam pemasaran dan pengembangan desa wisata
kegiatan pengabdian berdampak pada peningkatan pemahaman masyarakat, pemerintah daerah, dan kelompok sadar wisata terhadap pentingnya data dan informasi serta digitalisasi dalam pengembangan dan pemasaran pariwisata budaya yang lebih luas