Endra Gunawan
Taman Nasional Wakatobi (TN Wakatobi) merupakan salah satu taman nasional di Indonesia yang memiliki ekosistem laut yang unik dan beragam sehingga ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) pada tahun 2005. Sebagaimana umumnya wilayah pesisir di Indonesia, TN Wakatobi rentan terhadap bencana gempa dan tsunami. Data Pusat Studi Gempa Nasional (PusGen, 2017) menunjukkan beberapa sesar aktif penyebab gempa dan berpotensi menimbulkan tsunami yang berdampak ke TN Wakatobi. Permasalahan yang kemudian muncul adalah wilayah TN Wakatobi yang merupakan wilayah terbangun dan memiliki peningkatan jumlah wisatawan dalam dan luar negeri yang signifikan, yaitu sebesar 62,4% dan 255,0% dalam periode 2013 hingga 2019. Selain itu, kemampuan kapasitas masyarakat terhadap bencana gempa dan tsunami yang sangat rendah sehingga diperlukan suatuintensive capacity building. Salah satu masyarakat desa tertinggal yang memerlukan upaya peningkatan kapasitas masyarakat terhadap bencana di wilayah TN Wakatobi, adalah Desa Wapia Pia, Kecamatan Wangi-Wangi, Sulawesi Tenggara. Solusi yang ditawarkan yaitu pendampingan dari tim Pengabdian Masyarakat (PM) ITB pada masyarakat desa, dan sosialisasi potensi dan bahaya gempa dan tsunami dari sesar Tolo dan sesar Flores. Kegiatan PM Tahun ke-1 telah difokuskan pada kegiatan edukasi dan pelatihan mitigasi gempa dan tsunami untuk pemenuhan indikator 1-5, dan indikator 7 tsunami ready. Indikator 1 adalah pembuatan peta wilayah rendaman tsunami, sedangkan untuk indikator 2 dan 3 adalah penghitungan data jumlah orang yang berada di wilayah bahaya tsunami dan pembuatan papan informasi. Indikator 4 adalah inventaris sumber daya ekonomi, infrastruktur, politik dan sosial, sedangkan indikator 5 dan 7 adalah penyusunan peta evakuasi dan penyelenggaraan pendidikan. Untuk Tahun ke-2 ini, kegiatan akan difokuskan untuk pemenuhan indikator 6, dan 8-12. Indikator 6 adalah penyiapan materi pendidikan dan kesiapsiagaan, Kemudian untuk indikator 8-12 adalah pelatihan tsunami, pembuatan rencana operasi darurat tsunami, mendukung tanggap darurat tsunami, memiliki kemampuan menerima dan menyampaikan peringatan dini. Oleh karena itu, target luaran kegiatan pengabdian masyarakat Tahun ke-2 ini yaitu peningkatan keberdayaan mitra dalam peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan dalam kesiapsiagaan mengantisipasi gempa dan tsunami. Tujuan secara khusus bahwa setelah selesai pendampingan, diharapkan masyarakat Wangi-Wangi akan mempunyai pengetahuan, kemampuan dan keterampilan untuk melakukan upaya-upaya mitigasi gempa dan tsunami berbasis masyarakat secara mandiri, mendapatkan pengetahuan yang komprehensif untuk upaya recognitiondari UNESCO-IOC, dan lebih penting dapat menyelamatkan lebih banyak jiwa.
a) Memberikan wawasan pengetahuan tentang potensi gempa dan tsunami dari sesar Tolo dan sesar Flores yang dapat berdampak pada masyarakat Wangi-Wangi.
a) Pemahaman masyarakat terhadap potensi sumber gempa yang mungkin terjadi di wilayahnya b) Peningkatan kapasitas masyarakat terhadapa bencana gempa dan tsunami c) Peningkatan jejaring masyarakat dengan tim Komite Nasional Siaga Tsunami di pusat. d) Ketersediaan dokumen lengkap yang dapat dikiirmkan ke UNESCO melalui Komite Nasional Siaga Tsunami agar desa mendapat pengakuan sebagai desa siaga tsunami.