R. Bagus Endar Bachtiar N.
Gempa lombok pada tanggal 29 Juli 2018 telah mengakibatkan kerusakan yang cukup parah baik fasilitas umum maupun tempat tinggal masyarakat. Menurut BNPB, sebanyak 83.392 unit rumah mengalami kerusakan dan menyebabkan 396.032 orang mengungsi. Para warga sebagian besar mengungsi di lapangan terbuka atau sawah yang berada di dekat tempat tinggal mereka. Dalam satu tempat pengungsian, jumlah pengungsi mencapai 100-500 KK dimana kebutuhan akan air bersih belum bisa terpenuhi dengan baik. Hal ini dikarenakan fasilitas jaringan air bersih dari PDAM mengalami kerusakan. Selain itu, sumur warga mengalami pendangkalan akibat proses likuifaksi ketika terjadinya gempa. Adapun warga terlihat mengungsi ke lapangan-lapangan terbuka sekitar tempat tinggal mereka. Para pengungsi ini tinggal di tenda-tenda darurat baik yang didirikan oleh warga sendiri maupun bantuan dari instansi pemerintah maupun swasta. LPPM ITB dengan kerjasama pendanaan bersama HAGI telah melakukan pengeboran sumur dan membangun instalasi pompa air pada beberapa lokasi pengungsian untuk mendapatkan suplai air bersih yang sangat dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci pakaian dan sanitasi. Pengeboran air ini dilakukan di dusun Tembobor Desa Sigar Penjalin, dusun Sire Desa Sigar Penjalin, Dusun Jelateng, Dusun Teluk Dalam dan Desa Jenggala. Saat ini sumur yang dibor telah dimanfaatkan oleh warga dipengungsian untuk kebutuhan sehari-hari.
Penerapan Teknologi Tepat Guna, Penerapan Karya Tulis
Untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, para pengungsi mengandalkan kiriman pasokan air bersih menggunakan mobil tangki dari pemerintah. Hal ini dikarenakan jaringan pipa air bersih yang sebelumnya telah tersedia mengalami kerusakan akibat terjadinya gempa. Pasokan air bersih ini rata-rata dikirimkan satu kali sehari sebanyak satu tangki (5000 liter) untuk satu tempat pengungsian. Selain mengandalkan pasokan air bersih dari pemerintah, para pengungsi juga menggunakan sumur warga yang masih bisa dipergunakan.