Agustania Tjahjadimulja
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk suatu wilayah, maka sampah organik maupun non-organik akan terus bertambah jumlahnya sebagai akibat faktor konsumsi Masyarakat yang meningkat. Jika tidak diimbangi dengan edukasi pengolahan sampah akan mengakibatkan penumpukan sampah yang semakin banyak. Kondisi ini menyebabkan pengolahan sampah harus dilakukan secara mandiri di tingkat lokal dan seringkali ini menjadi permasalahan baru dengan keterbatasan pengetahuan dan informasi terkait pengolahan limbah. Kegiatan umum yang dilakukan adalah dengan pembakaran sampah, penimbunan, maupun memanfaatkan aliran sungai untuk pembuangan limbah. Keadaan ini dalam jangka panjang menghasilkan beberapa masalah seperti peningkatan kasus ISPA, banjir, penurunan kualitas air dan tanah, serta menjadi sumber dari beberapa penyakit menular seperti diare dan demam berdarah.
Kondisi ini menjadi perhatian dari Kelompok Keilmuan Manajemen Sumberdaya Hayati (KK MSDH) untuk melakukan transfer pengetahuan terkait pengolahan sampah yang dapat menjadi kegiatan ekonomi baru dengan resiko kesehatan yang seminim mungkin. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan memberikan pelatihan mengenai beberapa teknologi tepat guna serta pengetahuan manajemen penanganan sampah kepada masyarakat Kelurahan Cipameungpeuk Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang yang menjadi target dari kegiatan pengabdian ini. Dari hasil pelatihan dan praktek penanganan sampah dengan membuat biopori di sekitar pekarangan rumah masyarakat, dapat meningkatkan motivasi masyarakat untuk mengelola sampah rumahtangga menjadi pupuk organik. Pupuk organik yang dihasilkan masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai pupuk dalam budidaya sayuran di lahan pekarangan.
Mensosialisasikan metoda pengolahan sampah organik dengan metoda biokonversi pada masyarakat luas. Mengembangkan tekonologi pengolahan limbah organik pada lokasi di mana sampah organik dihasilkan berbasis pada sumberdaya lokal.
Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam pengolahan limbah organik untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari aktivitas pertanian dan peternakan atau dijual. Meningkatkan penghasilan terkait dengan penurunan biaya produksi dari kegiatan pertanian yang umum dilakukan. Meningkatkan kualitas lingkungan dalam hal kesehatan fisik dan sosial dimana terdapat model aktivitas baru yang dapat dilakukan oleh kelompok masyarakat.