Kridanto Surendro
Indonesia sebagai negara dengan warisan kuliner yang kaya, memiliki konsumsi minyak goreng yang tinggi, mencapai 16,2 miliar liter pada tahun 2019. Fenomena ini mencerminkan peran sentral minyak goreng dalam pola konsumsi masyarakat Indonesia, terutama dalam kegiatan memasak sehari-hari. Tingginya konsumsi minyak goreng akan menyebabkan tantangan serius terkait limbah minyak jelantah. Sehubungan dengan adanya penyerapan beberapa komponen dari bahan-bahan yang digoreng ke dalam minyak dan oleh adanya air yang dapat masuk ke dalam minyak selama proses penggorengan, maka volume limbah minyak jelantah dapat meningkat sekitar 10-20% dari volume minyak awal. Sehingga setiap liter minyak goreng yang digunakan memiliki potensi untuk menghasilkan antara 1,1 hingga 1,2 liter limbah minyak jelantah, menciptakan potensi limbah yang signifikan.
Pentingnya pengelolaan limbah minyak jelantah berkaitan erat dengan dampak negatif yang dapat terjadi jika limbah ini tidak diolah dengan baik. Pembuangan sembarangan limbah minyak jelantah dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, terutama terhadap sumber air dan tanah sehingga mengganggu keseimbangan mikroba pengurai dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Minyak jelantah yang dibuang ke saluran air dapat menyebabkan penyumbatan dan kerusakan pada pipa sehingga menyebabkan permasalahan sanitasi di lingkungan sekitar. Selain itu minyak jelantah yang terkena panas atau teroksidasi, dapat menghasilkan gas beracun, seperti asap yang mengandung senyawa polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH). Semua ini berpotensi meningkatkan risiko kesehatan bagi masyarakat.
Limbah minyak jelantah memiliki potensi untuk diolah menjadi bahan bernilai tambah jika dikelola dengan baik, seperti biodiesel dan sabun. Setiap liter minyak jelantah dapat menghasilkan sekitar 0,9 hingga 0,95 liter biodiesel, yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan. Selain itu, sekitar 150 gram sabun dapat dihasilkan dari 1 liter minyak jelantah. Proses daur ulang limbah ini tidak hanya memberikan manfaat secara ekonomi, tetapi juga mendukung upaya mengurangi penggunaan bahan baku baru dalam produksi.
Meskipun terdapat potensi besar dalam pengolahan limbah minyak jelantah, tantangan besar muncul dalam proses pengumpulan dan pengolahan ini yaitu dalam mengelola supply chain limbah minyak jelantah dari berbagai sumber, termasuk rumah tangga dan restoran. Solusi inovatif dapat ditemukan melalui penggunaan teknologi, khususnya aplikasi mobile yang dapat memfasilitasi dan mengoptimalkan seluruh proses ini. Penggunaan aplikasi mobile dalam upaya pengumpulan dan pengolahan limbah minyak jelantah diharapkan memberikan kontribusi signifikan untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi proses pengumpulan, pencatatan, dan pengolahan limbah minyak jelantah. Aplikasi ini dapat mempermudah, mempercepat pengumpulan limbah dan mengintegrasikan supply chain dengan lebih efisien. Melalui aplikasi ini, masyarakat dengan mudah melaporkan limbah minyak jelantah yang dimiliki, memantau lokasi titik pengumpulan, dan mendapatkan reward dari minyak jelantah yang dikumpulkan. Program ini juga membuka peluang ekonomi baru dan mendukung upaya keberlanjutan energi
Sosialisasi dan pelantihan pada masyarakat tentang pengolahan limbah minyak jelantan. Pembuatan Aplikasi Mobile untuk pengelolaan limbah minyak jelantah oleh masyarakat
"1. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh KK Informatika 2. Sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan untuk mengelola lingkungan secara baik, melalui cara recycle limbah minyak jelantah"