Penguatan Produktivitas, Penghidupan Masyarakat, dan Ekonomi Lokal melalui Pendekatan Teknologi Hayati untuk Desa Tertinggal Daerah Goal, Sahul Timur, Halmahera Barat
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Ramadhani Eka Putra



Ringkasan Kegiatan

Salah satu cita-cita pembangunan bangsa adalah meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup dari masyarakat. Dalam upaya mencapai ini, dilakukan penilaian terhadap tingkat pembangunan desa, yang dikenal dengan Indeks Desa Membangun (IDM). Indeks ini membagi desa menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat kemajuan pembangunan dari desa sangat tertinggal hingga desa mandiri. Perguruan tinggi sebagai pusat pendidikan dan penelitian dapat berperan dalam meningkatkan status desa dimana hal ini menjadi tujuan dari program pengabdian masyarakat ini. Pada program ini dipilih satu desa tertinggal yang memiliki akses terhadap sumber daya alam namun belum dikembangkan secara optimal. Desa yang dipilih adalah desa pada daerah Goal, Sahul Timur, Halmahera Barat. Desa ini merupakan produsen kelapa yang bekerja sama dengan PT. Dewacoco sebagai pembeli produk. PT. Dewacoco dengan Amati Indonesia sebagai organisasi pengembangan pemuda dan bisnis berbasis berkelanjutan berbasis keanekaragaman hayati bermaksud untuk meningkatkan kapasitas penduduk desa guna mengakselerasi pembangunan agar merubah status desa dari desa tertinggal menjadi desa berkembang. Untuk mencapai tujuan ini, kedua institusi ini melibatkan Institut Teknologi Bandung sebagai partner utama.

Pada kegiatan ini, fokus dari pengembangan desa didasarkan pada modal dasar yang dimiliki oleh desa, yaitu sumber daya alam dan penduduk setempat. Berdasarkan ini, maka pendekatan yang dilakukan adalah aplikasi sains dan teknologi terkait dengan sumber daya hayati serta aplikasi pengetahuan terkait dengan jasa lingkungan dan sistem produksi biomasa berbasis pemanfaatan biodiversitas. Dengan konsep yang dipakai adalah penggunaan sumber daya lokal maka kegiatan ini kemungkinan besar akan melibatkan institusi pendidikan dan penelitian setempat, yaitu STPK Banau dan Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Selain memberikan panduan terkait modifikasi dari teknologi dan pendekatan, insitusi lokal juga berperan dalam proses pendampingan lebih intensif sebagai kepanjangan tangan dari ITB.

Teknologi yang akan ditransfer merupakan hasil dari penelitian tim ITB yang telah diujicobakan pada beberapa daerah di Jawa Barat serta sekitarnya, Sumatera Barat, dan Lampung seperti teknologi penyerbukan kelapa, perangkap kumbang kelapa, produksi media tanam berbasis sisa produksi kelapa, teknologi ember pengolah limbah organik, produksi pakan ternak dari proses biokonversi limbah organik, budidaya lebah madu tanpa sengat dan produk turunannya, teknologi penyaringan dan pemanenan air serta pertanian regeneratif.



Capaian

Memperkenalkan praktek pertanian berbasis teknologi. Memperkenalkan praktek pertanian organik dan pembuatan pupuk organik sederhana. Memperkenalkan praktek pengolahan pasca panen produk kelapa. Pengenalan pengolahan limbah pertanian dan rumah tangga menggunakan larva serangga



Testimoni Masyarakat

"1. Manfaat bagi KK - Aplikasi pengetahuan yang dikembangkan dari hasil riset pada level KK - Mendapatkan informasi terkait adopsi teknologi dan manajemen sumber daya hayati 2. Manfaat bag F/S - Menghasilkan kerjasama baru dengan perguruan tinggi di daerah Indonesia Timur - Mendapatkan informasi terkait dengan kemungkinan pengembangan sains dan teknologi baru terkait ilmu hayati 3. Manfaat bagi Institut Teknologi Bandung - Memperluan jaringan pada daerah Indonesia Timur - Menunjukkan kontribusi perguruan tinggi dalam peningkatkan akselerasi adopsi teknologi untuk peningkatan kualitas hidup 4. Manfaat bagi Indonesia - Mempercepat proses akselerasi pembangunan melalui akselerasi pemahaman terhadap sains dan teknologi 5. Manfaat bagi Dunia - Mendapatkan informasi yang dapat dikembangkan untuk strategi percepatan adopsi teknologi yang lebih tepat sasaran pada daerah dengan karakterisasi serupa."