I Gusti Bagus Baskara Nugraha
Industri kerajinan tenun di Bali masuk dalam kategori usaha kecil dan mikro yang umumnya dijalankan oleh rumah tangga atau koperasi. Usaha seperti ini memiliki pasar yang spesifik, khususnya hanya di lokal Bali saja, dan produksi tidak dilakukan secara kontinu, hanya berdasarkan pemesanan. Oleh karena itu, kapasitas produksi tidak besar dan kebutuhan tenaga kerja dan bahan baku juga sulit diprediksi. Selain itu, pencatatan ketersediaan produk dan transaksi dilakukan menggunakan kertas dan tidak dilakukan dan diarsipkan secara disiplin sehingga produk tidak terekspos dan terjadi ketidakefisienan.
Sistem pencatatan produk dan transaksi berbasis aplikasi mobile yang tersedia di pasaran telah dicoba diterapkan oleh pengrajin, namun ternyata tidak mudah untuk digunakan dan membuat para pengrajin enggan menggunakannya lagi. Oleh karena itu, dengan pendekatan emphaty dalam design thinking, kami mengusulkan dan mengimplementasikan sebuah sistem pencatatan sederhana yang sesuai dengan kebutuhan pengrajin tenun. Hasil implementasi telah sesuai denga keinginan pengguna. Namun, efektivitasnya masih perlu diuji dalam rentang waktu lama.
Meningkatkan value added bidang produksi, manajemen dan marketing mitra dengan penerapan smart ecodigital melalui sistem informasi akuntansi terintegrasi
Bagi KK: kita dapat melihat ke bawah, merasakan hal-hal yang diperlukan masyarakat, bahwa masyarakat memerlukan solusi teknologi yang sederhana (frugal), berkelanjutan, dan tidak memerlukan biaya tinggi. Bagi Indonesia: Solusi berbasis teknologi informasi umumnya perlu biaya yang tidak sedikit. Namun, banyak sektor UMKM yang tidak akan mampu membiayai penggunaan teknologi ini. Oleh karena itu, solusi yang sederhana dan minim biaya diharapkan dapat membantu industri kecil dan mikro menuju industri yang berkelanjutan.