Irfansyah
Museum sebagai sarana pendidikan informal mempunyai peranan penting dalam Pendidikan di luar sistem sekolah formal, selain fungsi utamanya sebagai sarana konservasi benda-benda sejarah dan pengetahuan hasil karya manusia dan alam untuk kepentingan masyarakat. Museum didirikan untuk mewakili suatu identitas. Identitas merujuk pada jenis koleksi maupun penyelenggara museum itu sendiri dan dibentuk dari sekumpulan informasi. Pada beberapa kesempatan museum mengadakan pameran temporer di luar lokasi untuk memperluas identitasnya. Pengalaman visual yang dihadirkan museum di pameran temporer kurang maksimal. Penerapan media visual yang bersifat satu arah (one way) kurang mampu mewakili ketidakhadiran museum. Minimnya eksplorasi informasi pada media tersebut menghambat penciptaan pengalaman. Informasi tekstual pendukung koleksi dirasa kurang mampu menutupi hilangnya informasi dari aspek visual. Sehingga yang dibutuhkan adalah penciptaan pengalaman buatan, khususnya yang mengakomodasi unsur visual. Realitas maya dengan teknologi digitalnya mempunyai kemampuan memanipulasi cara penyampaian informasi yang interaktif tanpa mengurangi isi dari informasi sebelumnya. Lingkungan yang diciptakan merupakan kenyataan yang ditiru ataupun hanya lingkungan yang bersifat imajinasi. Adanya transformasi tersebut, diharapkan dapat merasakan seolah-olah berada pada kondisi atau keadaan sesungguhnya. Pengguna berinteraksi dengan realitas buatan dalam cara yang sama seperti ia berinteraksi dengan dunia tiga dimensi (Sanoff, 1991). Hal tersebut pada akhirnya bertujuan untuk mendapatkan pengalaman “berada di sana”.
Penerapan Teknologi Tepat Guna, Penerapa Karya Seni/Desain/Arsitektur/Perencanaan Wilayah, Penerapan Karya Tulis
Pengalaman visual yang dihadirkan museum di pameran temporer kurang maksimal. Penerapan media visual yang bersifat satu arah (one way) kurang mampu mewakili ketidakhadiran museum. Minimnya eksplorasi informasi pada media tersebut menghambat penciptaan pengalaman. Informasi tekstual pendukung koleksi dirasa kurang mampu menutupi hilangnya informasi dari aspek visual. Sehingga yang dibutuhkan adalah penciptaan pengalaman buatan, khususnya yang mengakomodasi unsur visual.