RESTORASI TAMAN BAWAH LAUT DI PULAU PISANG PESISIR BARAT LAMPUNG: ADAPTASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM GLOBAL EL-NINO DAN LA-NINA
Nama Peneliti (Ketua Tim)

Nia Kurniasih



Ringkasan Kegiatan

Posisi Indonesia yang berada di tengah Samudera India dan Samudera Pasifik membawa keuntungan terhadap keanekaragaman hayati laut yang tinggi. Namun, disamping itu terdapat ancaman iklim global akibat penyimpangan suhu dari interaksi atmosfer-laut di Samudera India dan khususnya Pasifik. Salah satu anomali suhu di lautan tersebut dikenal dengan istilah El-Nino dan La-Nina, dimana salah satu kawasan yang terdampak El-Nino maka kawasan lain dengan kondisi suhu sebaliknya akan terkena La-Nina. Indonesia, darat dan laut, sudah belasan kali mengalami bencana iklim ini diantaranya yang terparah pada tahun 1997 dan 2006. Pada tahun 2023 yang lalu, Indonesia terdampak El-Nino level rendah cenderung menengah. Beberapa tahun belakang juga terdampak La-Nina level ringan. Bencana iklim ini tidak dapat dihindari karena sifatnya yg berasal dari perubahan suhu di area yang sangat luas dan jauh. Meskipun tidak dapat dihindari, namun manusia harus memiliki kepekaan untuk beradaptasi. Perubahan iklim global memaksa laut menanggung beban emisi karbon dan peningkatan suhu yang semakin membesar tiap tahunnya, terlebih ekosistem laut juga mengalami kerusakan akibat surut ekstrem dari El-Nino dan badai akibat dari La-Nina. Dampaknya adalah tereksploitasinya ekosistem terumbu karang yang memiliki peran krusial sebagai habitat biota laut untuk memijah, mencari makan, dan hidup. Fungsi lain terumbu karang bagi lingkunganya adalah sebagai penyimpan stok emisi karbon yang masuk ke dalam laut dan menghindari bencana buruk lainnya yaitu pengasaman air laut. Demikian, pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk melakukan restorasi habitat terumbu karang yang rusak akibat bencana iklim El-Nino dan La- Nina menggunakan metode transplantasi Jaring Laba-Laba sebagai upaya adaptasi lingkungan terhadap perubahan iklim yang selaras dengan Peraturan Presiden No 85 Tahun 2015 Tentang Prakarsa Segitiga Terumbu Karang Nasional. Lokasi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah di Pulau Pisang Kabupaten Pesisir Barat Provinsi Lampung yang merupakan daerah 3T dan terkategori tertinggal. Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena masih minimnya infrastruktur fisik dan kurangnya pengetahuan terhadap bencana iklim di lingkungan masyarakat daerah tertinggal. Diharapkan dengan terjaganya taman bawah laut, dengan meluasnya gugusan terumbu karang, kerusakan ekosistem terumbu karang akibat bencana iklim dapat dihindari dan justru mendatangkan manfaat luas bagi masyarakat lokal. Oleh karena itu kegiatan pengabdian masyarakat ini bersifat penting dan mendesak, terlebih pakar klimatologi menyebutkan bahwa tahun 2024 El-Nino yang terjadi di Indonesia diprediksi akan menguat dibandingkan tahun 2023. Guna keberhasilan kegiatan, maka pengabdian masyarakat ini dikerjakan menggunakan prinsip gotong royong melibatkan dosen ITB lintas KK dan fakultas, dosen dari Itera, mahasiswa ITB lintas KK dan Fakultas, komunitas penyelam peduli terumbu karang Lampung, pemerintahan setempat, dan masyarakat lokal Pulau Pisang.



Capaian

melakukan transplantasi terumbu karang di Pulau Pisang, kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung sekaligus melakukan diseminasi kepada masyarakat terkait pentingnya beradaptasi terhadap ancaman perubahan iklim



Testimoni Masyarakat

kegiatan ini merupakan bagian dari kepedulian ITB terhadap isu global perubahan iklim yang direpresentasikan pada fenomena el nino dan la nina, dimana tidak hanya ekologi tapi juga manusia yang ikut terdampak. Diharapkan, dengan kegiatan ini tidak hanya ITB yang mendapat manfaat sebagai salah satu leading university di Indonesia tapi juga masyarakat dan ekosistem terumbu karang di Pulau Pisang