Teti Indriati
Bahan baku merupakan salah satu faktor utama yang menentukan kualitas produk batu bata merah yang dihaslkan. Sentra produksi bata merah di desa Puteran dan desa Sukadana , Kecamatan Pagerageung, Kebupaten Tasikmalaya menggunakan tanah lokal dan abu sekam padi sebagai bahan bakunya, dengan rasio 5:1. Telah dilakukan serangkaian uji laboratorium terhadap bahan baku maupun produk bata merahmya. Berdasarkan penelitian bahan baku melalui uji sifat fisik tanah , didtribusi ukuran butir dan uji plastisitas Atterberg, tanah setempat berukuran rata-rata silt-clay , dengan angka Indeks Plastisitas Atterberg .(26-49) dan berdasarkan USCS dapat diklasifikasikan sebagai MH or OH atau lanau plastisitas tinggi. Plastisitasnya dapat dikorelasikan dengan hasil uji XRD tentang mineralogi tanah yang menunjukkan kadar mineral kaolinitnya tinggi . Walaupun begitu, plastisitas kaolinit tergolong ber-orde rendah di dalam kelompok mineral lempung. Hal ini berdampak pada mudah retaknya produk bata mentah saat di press dan di cetak, sehingga perlu dicampur dengan abu sekam padi. Hasil uji SEM/EDS dan XRF abu sekam padi sendiri, menunjukkan bahwa komposisi kima abu sekam padi didominasi oleh silika, berstruktur sangat porous dan amorf. Bebagai literatur menyatakan bahwa sekam padi merupakan silika amorf berpori yang bersifat pozolanik saat ditambah air. Dapat disimpulkan bahwa pembuatan bata merah dari tanah setempat harus dicampur dengan bahan lain yang bersifat lebih plastis atau bahan yang bersifat semen. Ditinjau dari kualitas produknya , berdasarkan hasil uji SNI 15-2094-2000 bata merah Pagerageung telah memenuhi hampir semua baku mutunya, mencakup bentuknya yang rektangular dengan sudut siku-siku dan bidang-bidangnya mendatar, densitasnya 1,27, kuat tekannya 62,29 kg/m2 dan tidak mengandung garam berbahaya . Walaupun ukuran panjang, lebar dan tingginya tidak sesuai dengan ukuran standar SNI, namun masih mengikuti ukuran standar biasa yang umum di pasaran. Dalam hal kualitas serapan air masih terlalu tinggi (37, 60%), sedangkan standar baku mutunya maksimal 20%. Potensi tanah setempat untuk bahan baku bata merah masih sangat cukup, namun ketersediaan abu sekam padi lokal terbatas, sehingga harus mendatangkan dari Indramayu., namun kontinuitas pasokan tidak dapat diprediksi. Masalah lingkungan yang perlu diwaspadai dari kegiatan pembuatan bata merah Pagerageung adalah berkurangnya tanah pucuk yang subur dan bertambahnya area terbuka yang tidak subur.
Kata kunci: bata merah, tanah, kualitas
Mempelajari potensi, karakteristik bahan baku batu bata merah dan kualitas produknya
Meningkatkan pemahaman anggota KK/FS tentang aplikasi mineralogi dan kaitannya dengan realita permasalahan di lapangan. Memberi informasi dan edukasi bagi produsen bata merah khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk lebih mengenal bahan baku industri dan permasalahnnya, juga untuk lebih mengenal keunggulan maupun kelemahan yang dimiliki produk bata merah, sehingga produsen terpacu untuk mencari solusi-solusi untuk meningkatkan kualitas produk, demikian pula masyarakat pengguna dapat memilih dan memilah bahan bangunan disesuaikan dengan kebutuhan. Memberi masukkan bahwa dampak pembuatan bata merah terhadap lingkungan perlu diwaspadai.